Setiap orang menginginkan hidup tidak ada masalah, namun bila terpaksa
ada masalah bukan masalah yang berat dan berarti, tetapi masalah yang
biasa-biasa saja yang dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana.
Walaupun pada dasarnya bahwa hidup pasti ada masalah, mengapa terjadi
masalah. Hal ini karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan, orang
mempunyai cita-cita, namun dalam mewujudkan cita-cita tidak selamanya
berjalan dengan mulus. Ada kerikil-kerikil tajam yang menghambat untuk
mewujudkan cita-cita.
Demikian pula dengan pekerjaan yang dijalani oleh manusia, semua orang
menginginkan mempunyai pekerajaan yang ringan namun membuahkan hasil
yang memuaskan. Namun dalam kenyataannya pekerjaan yang dilakukan
terkadang menjadi pekerjaan yang berat dan sulit. Seakan semua pekerjaan
membawa resiko, bahkan nyaris tidak ada pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Diantara penyebab dari semua
ini adalah kebiasaan suka menunda-ninda pekerjaan.
Mengapa diantara kita kadang menunda-nunda pekerjaan. Sesungguhnya
menunda-nunda pekerjaan itu adalah suatu kebiasaan buruk, kebiasaan ini
terjadi karena menganggap bahwa hari esok masih panjang, tanpa disadari
bahwa hari esokpun permasalahan juga menjadi bertambah. Sehingga
menunggu hari esoknya kembali juga permasalahan juga semakin banyak.
Sehingga berakibat masalah yang sederhana akan menjadi masalah yang
berat dan sulit untuk diatasi.
Pernah terjadi pada seoarang karyawan kantor, sebagai seorang staf dia
selalu diberi tugas oleh atasannya untuk melaksanakan suatu pekerjaan,
namun dia tidak dengan segera melaksanakan. Setiap tugas diterimanya
dengan jawaban yang singkat ya pak atau dengan kata siap pak.
Dari hari kehari sampai berganti pekan, pekerjaan itu belum
dilaksanakan malah telah diberi tugas yang baru lagi. Sudah menjadi
kebiasaan bahwa pada akhir bulan diselenggarakan meeting untuk membahas
tugas-tugas yang telah dibebankan pada masing-masing karyawan.
Apa yang terjadi dengan karyawan yang suka menunda-nunda pekerjaan itu,
ternyata pada minggu terakhir pekerjaan tersebut baru dikerjakan. Dia
berusaha untuk datang lebih awal, setelah apel pagi langsung mengerjakan
tugas, ternyata waktu berlalu begitu cepatnya, seakan baru saja datang,
tiba-tiba sudah terdengar kumandang azan zuhur. Akhirnya merasa
tanggung dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan dia tetap tekun dengan
pekerjaannya, sehingga lupa dengan makan siang bahkan shalat zuhurnyapun
dikerjakan pada akhir waktu. Baru saja istirahat untuk shalat kemudian
memulai dengan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar kumandang azan shalat
Ashar. Sehingga pekerjaannya di bawa pulang ke rumah. Maksud hati akan
diselesaikan dan lembur di rumah. Tetapi ternyata setelah sampai di
rumah yang terjadi adalah rasa letih, ngantuk dan tidak bisa
menyelesaikan pekerjaan. Akhirya pada keseokan harinya datang kembali ke
kantor lebih awal satu pekerjaan selesai menyusul pekerjaan lainnya,
sementara waktunya semakin mepet dengan minggu terakhir untuk meeting.
Perasaan gusar, takut dan malu bercampur jadi satu, sehingga tugas yang
diberikan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga ketika waktu
meeting telah datang, masing-masing sataf dipersilahkan untuk melaporkan
kinerjanya. Ternyata pekerjaan banyak yang salah. Maka apa kata
pimpinan, dia dipandang sebagai karyawan yang tidak becus dalam
menjalankan tugas, pimpinan menjadi marah karena merasa disepelekan oleh
stafnya. Pimpinan menjadi pusing, karyawan tersebut juga menjadi
pusing. Sehingga sehabis meeting bukannya reward yang dipeoleh namun
justru cacian dari atasan dan olok-olokan dari sesama karyawan.
Inilah gambaran singkat dari akibat orang yang suka menunda-nunda
pekerjaan, dan secara gamblang bahwa menuda-nunda pekerjaan berdampak
pada:
1. Pekerjaan yang mudah akan menjadi sulit dan rumit.
2. Pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
3. Akan merugikan perusahaan.
4. Orang akan rentan terkena stress.
5. Akan menciptakan suasana tidak kondusif.
6. Akan menjadi pribadi yang egois dan individualistik.
7. Akan menjadi orang yang rugi.
8. Orang akan rentan mudah terserang beraneka macam penyakit, stamina
semakin menurun, kekebalan tubuhnya juga menurun sehingga mudah
terserang penyakit.
9. Rawan terjadi kematian secara dini, bisa mati secara total dalam arti
tidak dapat menghirup udara dunia. Namun bisa juga matinya organ dan
saraf tertentu sehingga tidak dapat menikmati hingar-bingar kehidupan
dunia.
Cobalah kita renungkan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang terbiasa
telah dilakukan, bayar rekening listrik, telephon, air, pajak kendaran
bermotor, jatuh tempo dan tenggang waktu tekah ditentukan namun selalau
ditunda-tunda. Maka bila sampai terlambat akan terkena denda. Yang lebih
parah lagi bila menunda-nunda untuk membayar hutang, maka akan hilang
kepercayaan, orang tidak mau mempercayainya lagi.
Karena itu Allah SWT sebagai pencipta dan penguasa seluruh alam semesta
memberikan petunjuk, agar segera bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan
dan beralih melaksanakan pekerjaan yang lain. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain”. (QS. Alam Nasyrah: 7)
Ketika hamba Allah selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya, maka Allah menjamin bahwa pada setiap kesulitan pasti ada
kemudahannya, dengan demikian beban yang dirasa berat akan berkurang,
bahkan akan hilang. Namun sebaliknya bila pekerjaan itu selalu
ditunda-tunda maka beban ringan akan menjadi berat, perkerjaan yang
sedikit akan menumpuk. Sehingga akan menjadi penderitaan yang
terus-menerus.
Sumber : http://www.untajiaffan.com/
Home »
Kisah Inspiratif
» BAHAYA MENUNDA PEKERJAAN
BAHAYA MENUNDA PEKERJAAN
Posted by Unknown
Posted on 20:53:00
with No comments
0 komentar:
Post a Comment